All About Ted's 6th Senses - 4. Kekuatan?

1.24.2015

print this page
send email
“Sudah lama nak? Maaf paman tadi keluar sebentar” katanya yang langsung duduk di sofa yang besebrangan denganku.

“Paman mengundangku? Ada apa?”

“Santailah dulu, nanti paman ceritakan.” Katnaya santai menjawab pertanyaanku.

“Ini ted, silahkan, eh ada ayah” ucap nadine lalu mencium tangan ayahnya. “ayah mau minum kopi?” katanya lagi sambil tetap memegang nampan. “Tentu saying” jawab ayah Nadine singkat

“Diminum dulu nak, nanti dingin teh nya” ucap ayah nadine sambil membaca koran hari ini. “Hei, bukankah ini sekolah nadine? Mengapa bisa hangus terbakar begini” ucapnya yang kaget, namun tetap tenang. “Pantas saja nadine tidak berangkat sekolah” ucapnya lagi.

“ya paman, itu sekolahku juga. Katanya konsleting listrik” kataku membuka bicara

“wah bagaimana nasib muridnya ya?” timbalnya

“mungkin nanti dialihkan ke tempat lain, mungkin” kataku seadanya.

***

“ini yah, kopi spesial untuk ayah” kata nadine tersenyum lalu ikut duduk disampingku.

“ayah, aku juga penasaran, ayo ceritakan” kata nadine sambil membenarkan posisi duduknya.

“baik nak, jadi begini…”

Lalu ia menceritakan sesuatu yang diluar ilmu biasa, atau hanya bersifat tahayul, karena tidak ada yang bisa membuktikannya. “Kalau tidak salah umurmu sekarang 18tahun? Benar? “ tanya ayah nadine

“ya paman, benar. Ada apa?” jawabku sekaligus bertanya kembali

“Kekuatan itu dapat digunakan saat kau berumur 20 tahun, juga kamu nad” jawab ayah nadine. 

“Kekuatan?” tanya Nadine heran
“Iya kekuatan nak” “oh iya, sebaiknya hari ini kau pulang dan tanyakan pada pamanmu tentang apa yang aku katakan tadi” ucap ayah Nadine sambil tetap duduk lalu melanjutkan membaca koran.

Benar saja, handphone ku berdering. Sebuah pesan dari paman yang menyuruhku untuk pulang. Akupun lalu pamit pulang kepada mereka. Waktu menunjukan pukul 05.00 sore. Tidak terasa aku mendengarkan cerita begitu lama.

***

“Paman” kataku menegur paman yang sedang duduk menonton acara tv yang membosankan. “paman tahu ayahnya nadine?” kataku melanjutkan. “oh, paman ben, jelas aku kenal dia. Dia teman baik paman. Ada apa?” kata paman menjawab sambil meminum kopi seperti biasa.

“Paman tahu pertengkaran iblis dengan para malaikat itu diakibatkan apa?”kataku bertanya. “apa hubungannya aku dengan iblis itu ?” lanjutku.

“Iblis itu adalah ayahmu, dia mencintai seorang perempuan normal di bumi, itu ibumu. Ayahmu memiliki kekuatan Lucifer.” kata paman menjelaskan

“Ohh.. Jadi itu namanya cinta?” tanyaku dengan heran.

 “ya benar, tetapi tidak begitu lama, itu semua ulah salah satu malaikat yang juga mencintai ibumu. Kalau tidak salah namanya Samael” kata paman. “untuk itulah kekuatanmu diturunkan kepadamu” lanjutnya.

“Lalu apa yang harus aku lakukan dengan kekuatanku paman?” tanyaku lebih dalam.
Paman lalu berjalan kearah rak buku. Lalu ia mengambil sesuatu. “ini, bacalah”. Dia memberiku buku yang tanpa judul itu dan menyuruhku memahaminya. “buku itu berisi semua tentang malaikat dan iblis, ayah dan ibumu ted” sambung paman.

“oh iya paman, siapa paman ben itu?” tanyaku lagi. “Paman ben adalah keturunan sah bangsa malaikat. Namun dia mencintai seorang perempuan di bumi. Karena para petinggi surga tidak menyetujui terjalinnya hubungan malaikat dan manusia biasa, akhirnya paman “berpacaran” dengan istrinya itu secara diam-diam. Tetapi hubungan itu hanya berlangsung 2 tahun. Setelah anak dari paman ben lahir. Dia diusir dari surga. Istrinya juga meninggal saat melahirkan anaknya, nadine. Juga sebenarnya, ben itu hanya nama baru.” Katanya menjelaskan.

“Baca buku itu, kita mulai latihan sampai sekolahmu selesai diperbaiki” katanya lalu pergi ke kamarnya.

***

“buku ini sedikit aneh, lapuk” kataku dalam hati. “tidak seperti yang kau pikirkan ted, sesuatu tidak dinilai dari sampulnya…” ucap hantu perempuan itu sambil tersenyum lalu pergi entah kemana. Karena aku sedikit bosan, aku tidak langsung membaca buku itu.

“HOT THREAD : Kisah Lucifer vs Samael!!”


“Apa ini?” kataku dalam hati. Lalu aku membaca keseluruhan ceritanya, hingga aku tertidur didepan layar laptop. 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Back To Top